Darurat DHA anak sekolah di Indonesia

Peringatan Hari Gizi Nasional tanggal 25 Januari 2019, sangat mengejutkan dengan perberitahuan fakta mengkhawatirkan tentang kekurangan Asupan docosahexaenoic acid (DHA) pada anak usia sekolah di Indonesia,dengan presentase 8 dari 10 anak Indonesia kekurangan DHA .

Sebelumnya mari kita pahami dahulu apa itu Omega 3 ,Dha & Epa.

Omega-3 adalah nutrisi yang dikenal semua orang. Omega-3 memiliki banyak jenis yang dapat berasal dari suplemen makanan seperti minyak ikan dan minyak rami. Dua jenis yang umum dari Omega-3 adalah DHA dan EPA. 

DHA adalah kependekan dari docosahexaenoic acid, asam lemak yang termasuk dalam kelompok Omega-3. Komposisi otak terdiri dari lemak yang sekitar seperempatnya dihasilkan oleh DHA. Saat menganalisis struktur otak, ilmuwan menemukan bahwa DHA merupakan bagian dari struktur membran neuron.
DHA berperan dalam bagian yang sangat besar pada materi abu-abu di otak (kecerdasan) dan di retina (penglihatan total mata). DHA membentuk kepekaan neuron, yang membantu menyampaikan informasi dengan cepat dan akurat. Asam lemak Omega-3 membantu pembentukan neuron dan transporter glukosa. Ini adalah nutrisi utama yang membantu otak berfungsi.

DHA juga penting untuk perkembangan fungsi mata dan sistem saraf yang sempurna. Penelitian pada hewan menemukan bahwa DHA banyak terkandung dalam sistem saraf, contohnya pada retina mata dan otak.
Anak usia dini yang kekurangan DHA akan memiliki indeks kecerdasan yang rendah. Sebuah studi di Amerika Serikat yang memantau anak dari bayi sampai usia 8-9 tahun menemukan bahwa bayi yang diberi ASI dan mendapatkan DHA yang cukup, secara statistik memiliki nilai 8,3 poin yang lebih tinggi daripada bayi yang diberi susu sapi dan tidak mendapatkan cukup DHA.

Apa itu EPA?
EPA adalah singkatan dari eicosapentaenoic acid, salah satu asam lemak Omega-3 yang juga disebut “pemurni darah”. Para ilmuwan telah menemukan bahwa efek utama EPA adalah membantu produksi prostaglandin dalam darah. Jenis prostaglandin ini mencegah penumpukan trombosit, yang mengurangi dan mencegah trombosis. Prostaglandin tersebut juga mengurangi kolesterol dan trigliserida dalam darah, serta mengurangi viskositas darah.
EPA juga mengurangi risiko aterosklerosis. Oleh karena itu, EPA memberikan efek positif dalam pencegahan dan pengobatan penyakit jantung aterosklerosis.




Menurut Pakar Gizi dan Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof.dr ir. Ahmad Sulaeman,MS.Ternyata anak yang kekurangan DHA dan Omega 3 bisa berdampak pada masa depannya seperti:
☘ Anak kurang pintar
☘ Tumbuh tak sempurna
☘ Kekebalan tubuh melemah
☘ Kulit mengalami kekurangan
☘ Pandangan Kabur
☘ Perubahan emosi yang bisa membuat prestasi anak di sekolah menurun



Darurat DHA dan kelengkapan gizi 
Beberapa makanan yang paling tinggi kandungan Omega 3 dan Omega 6 antara lain, ikan kembung, lele, sarden, salmon, tuna, tahu, dan tempe. Makan ikan dua atau tiga kali seminggu juga disarankan agar gizi tersebut tercukupi.
Mengingat pentingnya fungsi nutrisi itu, menganjurkan agar orangtua benar-benar memperhatikan pola makan anaknya. Contohnya, dimulai dari kebiasaan sarapan.
Kebiasaan sarapan bergizi bisa mendukung anak usia sekolah agar berenergi saat belajar. Sayangnya, ada saja anak-anak yang tak terbiasa sarapan.
Sumber data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyebutkan, sebanyak 26 persen anak Indonesia hanya mengkonsumsi minuman pada waktu sarapan, seperti air putih atau teh. Berdasarkan sumber data yang sama, hanya 10,6 persen yang sarapannya mencukupi asupan energi sebesar 30 persen.




“Dampak dari tidak sarapan anak di sekolah akan ngantuk. Lalu, karena lapar dia akan jajan makanan yang gizinya tidak terkontrol. Misalnya, gorengan atau es yang isinya hanya air dan pemanis buatan,”
Mengacu pada rekomendasi American Academics of Pedriatics, setidaknya anak usia 4-8 tahun mengkonsumsi 0,8 gram Omega 3 per hari dan 10 gram Omega 6 per hari.

Selain itu, mengonsumsi susu pertumbuhan bagi anak-anak di masa pentingnya juga bisa melengkapi kebutuhan asam lemak esensial dan DHA. Jadi, asupan DHA dapat diserap secara lengkap baik dari makanan bergizi dan susu sebagai pelengkapnya.
“Anda adalah apa yang Anda makan. Apalagi untuk anak-anak, agar ia tidak mudah sakit, penting sekali untuk perhatikan makanannya,”
Kondisi anak-anak Indonesia yang #DaruratDHA dan kurang asam lemak esensial tersebut perlu jadi perhatian para orangtua. Oleh karenanya, orangtua mesti memenuhi kebutuhan nutrisi anak salah satunya dengan menyediakan susu pertumbuhan.





Selain itu Untuk mengurangi tingginya anak yang kekurangan DHA, sebagai orang tua atau calon orang tua harus memahami tentang berapa sebaiknya jumlah Gizi yang dianjurkan dikonsumsi anak setiap harinya.

Anjuran FAO, WHO (2010):
DHA untuk anak-anak usia 6—24 bulan: 10-12 mg/kg
Ibu hamil dan menyusui: 200 mg/hari

Anjuran terbaru untuk total jumlah DHA harian ANSES—French Food Safety Agency (2010):
Anak-anak usia 0-6 bulan: 0,32% dari total asam lemak
Anak-anak usia 6-12 bulan: 70 mg/hari
Anak-anak usia 1 sampai 3 tahun: 70 mg/hari
Anak-anak usia 3-9 tahun: 125 mg/hari
Ibu hamil dan menyusui: 250 mg/hari

DHA dan EPA :
Setiap harinya anak harus mendapatkan asupan sebesar 100-118 mg.

Mari kita sebagai orang tua harus benar benar memahami dan melek tentang asupan Gizi yang harus dikonsumsi ke anak setiap harinya,
Dengan begitu, gizi untuk tumbuh kembang otak terpenuhi dan anak pun bisa tetap aktif dan berprestasi.
#DARURATDHA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Upaya Edukasi Pencegahan DBD dengan #Ayo3MplusVaksinDBD

Cegah Gigi Berlubang dengan Pasta Gigi Kandungan Siwak dari Sasha

Skin Care Alami dari Adorée Paris